“no, thank you, im fine Kate. No problem.” Ucap Jasmine yang masih membersihkan bajunya.
“are you sure Jasmine?” tanya Justin.
“yeah im sure..” jawab Jasmine.
“tentu saja tidak. Ayolah Jasmine. Aku tidak mau kau sakit. Kau kan punya banyak kegiatan, diantaranya kau harus menjadi guess star untuk konser Justin, aku tidak ingin kau sakit. Ayo biar ku antar” mohon ku.
“oh well..”’ singkat Jasmine, dan berjalan di belakang ku.
Tapi baru melangkah satu langkah saja, perut ku mulai sakit.
“ouch.. my tummy..” keluh ku.
“Kate, what happened?” tanya Justin khawatir, sambil memegang perut ku.
“no.. im fine.. cmon Jasmine” ucap ku lagi dan menggandeng Jasmine.
Tapi tetap sakit ku tak hilang. Aku terus memegangi perut ku.
“Kate.. don’t go anywhere please. Biar aku yang antar Jasmine, dan sekalian aku ambilkan obat mu” bujuk Justin.
“iya Kate, kau tidak boleh banyak bergerak. Justin, Kate akan bersama ku. Ambilkan Kate obat..” ucap Caitlin.
“ok.” Singkat Justin dan dia pergi bersama Jasmine kembali ke dalam rumah.
(Justin POV)
“well, jasmine, kau tahu kan di mana kamarnya Kate? Dan kau bisa memilih dress yang ada di lemari Kate yang pas dengan badan mu. Aku harus kembali ke belakang.” Ucap ku sambil berjalan ke dalam rumah.
“what? Bagaimana aku tahu dimana kamarnya Kate? Aku baru pertama kali ke rumahnya. Bisa kah kau antar kan aku Justin?” pinta Jasmine.
“kamar Kate ada di lanta dua, dan menghadap ke depan rumah. Sekarang tau?” tanya ku lagi.
“oh cmon. Aku tak tahu. Hanya mengantarkan ku, dan kau kembali lagi ke sini. Hanya sebentar Justin..” rengeknya.
“aku harus mengambil obat Kate yang berada di tasnya Kate. Dan itu di mobil ku.. eh tapi..” ucap ku sambil mengingat-ingat di mana ku letakkan tas Kate.
“dan tasnya Kate ada di kamarnya” sambung Jasmine sambil tersenyum meyakinkan.
“no.. wait, im forget..” elak ku.
Aku mengingat-ingat kembali, setelah ku masuk rumah Kate, aku ke kamar Kate untuk meletakkan jaket ku, dan meletakkan tasnya Kate.. berarti memang di kamarnya Kate.
“well, yeah.. akan ku antar.. aku baru ingat tasnya Kate ada di atas” pasrah ku.
Jasmine tersenyum menang. Aku dan Jasmine ke atas, kamar Kate.
…
ku buka pintu kamar Kate.
“kau cari sendiri dressnya, aku mencari obatnya Kate” ucap ku.
“ok..” singkatnya.
Dia langsung membuka lemari Kate, dan menemukan 1 dress yang ingin dicobanya, dan dia ke kamar mandi yang ada di kamar Kate.
Aku langsung mencari tas Kate, yang seingat ku, ku letakkan di atas kasur Kate.
Hanya beberapa menit, aku menemukan tasnya Kate. Tapi sulit untuk menemukan kotak obat yang diberikan dokternya Kate.
7 menit baru bisa ku temukan kotak obat itu.
“well, Jasmine.. aku ke bawah duluan ya.. aku sudah temukan obatnya” teriak ku pada Jasmine yang masih di dalam kamar mandi.
Dia keluar dengan dress yang sudah diganti.
“Justin, can you help me? Aku kesulitan untuk menresletingnya, tangan ku tidak sampai ke belakang.” Pintanya.
“well, balikkan badan mu. Akan ku Bantu” ucap ku datar.
Aku membantunya menresleting dress yang dikenakannya.
Tetapi memang sulit untuk menresleting dress yang kurang pas di badan seseorang. Bisa di bilang Jasmine salah memilih dress, drees yang di pakainya merah maroon, dan agak kecil, sangat pendek, dan sangat ‘ngepress’
di badannya. Jasmine dan Kate tidak sama, Kate lebih langsing dan Jasmine lebih berisi.
Aku masih kesulitan dengannya.
(Kate POV)
Caitlin, Aku, Krystall, dan Christian ngobrol bersama.
“aku ingin ke dalam Cait, di sini agak dingin buat ku..” ucap ku sambil memegangi ke dua tangan ku, bermaksud untuk menghangatkan.
“mau ku antar?” tawar Caitlin.
“no thank you..” singkat ku.
“ok. Pelan-pelan saja ya Kate..” ucap Caitlin lagi.
Aku hanya berlalu, karena sudah sangat tidak bersahabat angin di luar sini.
“hey Kate” sapa ayah ku yang sedang berbincang dengan para orang dewasa di ruang tengah.
Aku hanya tersenyum pada orang yang ada di situ dan langsung berlalu ke dapur, untuk membuat coklat panas untuk ku.
“Justin lama juga deh nyari obatnya..” benak ku.
Setelah ku buat 2 gelas coklat panas (satu untuk Justin), ku putuskan untuk menyusul Justin ke atas.
Cukup lama untuk menaiki tangga dengan keadaan ku yang kurang sehat seperti ini. Setiap ku melangkah perut ku tertarik sakit, mungkin bekas jahitannya.
Sebelum ku buka pintunya, ku dengar sedikit percakapan dari dalam.
“Justin, ini belum pas..” ucap Jasmine.
“really? Tapi sudah akhir, ngga bisa naik lagi” sekarang Justin.
“nah! Now good. Thankyou” ucap Jasmine lagi.
“okay. Noprob” ucap Justin sekarang.
Dan sekarang tidak terdengar suara mereka lagi.
0 komentar:
Posting Komentar