(Jasmine POV)
“Justin, why you dump me?” ucap ku sedikit berbisik ke Justin.
“DUMP? Who?” balas Justin agak berteriak terkejut.
“ssh, you dump me, for Kate” ucap ku menempelkan jari ku ke mulutnya dan sambil mendekatkan badan ku ke Justin.
“aku tidak membuang mu Jasmine, tapi.. kita kan memang tidak punya hubungan apa-apa” jelasnya.
“selama ini? Kita kan selalu bersama” ucap ku lagi sambil memainkan kancing kemejanya.
“jasmine.. aku dan kamu tidak ada hubungan apa-apa. Selama ini kan kau hanya menjadi teman ku untuk konser ku” jelas Justin dan mencoba menjauh dari ku.
“well okay. Tapi izinkan aku mencium mu” ucap ku dan mendekatkan wajah ku ke dia.
“what jasmine?” tanya Justin.
“dari ciuman bisa menjadai cinta Justin.” Singkat ku, sambil berusaha menciumnya.
Justin menghindar dari ku, tapi tetap ku rangkul pinggangnya.
“excuse me, I have a girlfriend” hindarnya.
“Justin.. that doesn’t matter, kita bisa menjalani hubungan di belakangnya, lagi pula kita akan selalu bersama di konser tour mu.” Ucap ku lagi meyakinkan.
Dia hanya diam, dan mundur menghindari ku.
“well okay. But please, just one kiss” ucap ku dan langsung menciumnya.
Dia hanya mencium ku balik.
“well done Jasmine” ucap ku dalam hati, menang.
I just making out with him, and then, we fall on the bed, still kissing.
Ada yang membuka pintu kamar.
Justin langsung bangun dari tempat tidur dan membetulkan kemejanya.
“mint yeah” ucap ku sambiltersenyum padanya.
“aku harus kembali..” ucap Justin awkward.
Dan dia berlalu.
(Justin POV)
aku berlalu dan sambil berpikir apa yang telah ku lakukan, “i cheating behind Kate” ucap ku.
Aku berjalan, dan melebarkan pintu yang telah terbuka. Aku melihat kaki perempuan, dengan sandal santainya sedang berdiri di depan pintu. Ku lihat ke atas..
“Kate…” ucap ku, aku terkejut dia menangis sejadi-jadinya.
“Kate, itu tak seperti yang kau pikirkan” sambil menghapus air matanya yang sudah mengalir deras di pipinya.
Aku memeluknya, membelai rambutnya di pelukkan ku. Dia hanya pasrah, lemas sekali. Masih menangis.
Dan dia mendorong ku.
“Justin, why??” tanyanya dengan isakkannya.
“Kate, akan ku jelaskan..” ucap ku menenangkannya.
Kate hanya berlalu dan masuk ke dalam kamar.
PLAK.
“what the fuck with you Jasmine? Why you hurts me? U kissing WITH MY BOYFRIEND!!” bentak Kate.
Jasmine hanya tersenyum dan bangun dari tempat tidur.
“jangan salah kan aku, itu terjadi begitu saja, btw, terima kasih dengan dressnya. Cantik sekali” balasnya santai.
Jasmine berlalu keluar, dan Kate terduduk di kasurnya. Masih menangis.
“Kate..” ucap ku mendekatinya.
“I don’t want talk with anyone. Leave me alone” she said and still crying.
“no.” singkat ku.
Dia hanya diam, dan aku duduk di sebelahnya.
“Justin!!! I don’t know whats on your mind, but.. you cheating on me. Aku menunggu mu di bawah, tetapi nyatanya kau di sini? Bercumbu dengan Jasmine?” ucap Kate tiba-tiba semakin menjadi nangisnya.
“kate.. I don’t cheating on you.. believe me” ucap ku menenangkannya.
“terus apa?? Apa namanya? Kau mencium gadis lain, dan tidur dengannya.. dan apa yang terjadi jika aku tidak membuka pintunya? APA JUSTIN?” bentaknya sambil terisak.
“Kate, im sorry, kay. I cheating on you..” ucap ku tapi di putus oleh Kate.
Dia masih menangis, “WHAT? Oh my god. I don’t believe it. You know, it hurts me.. YOU KNOW JUSTIN!! You break my heart” sedihnya.
“Kate, aku belum selesai berbicara. Yeah, I cheating with Jasmine, because, dia merayu ku untuk menjadikan dia pacar gelap ku, tapi ku tolak, karena aku sangat mencintai mu, aku berusaha menghindar, tapi dia tetep tidak mau pergi, dan dia bilang jika aku menciumnya sekali, dia tidak akan mengganggu hubungan kita..” jelas ku sambil memegangi tangannya.
Dia berontak dari tempat tidur dan menyangkal tangan ku, “LIE!!” bentaknya.
“Kate, you dont believe me? Honestly, itu yang terjadi sebenarnya.” Bujuk ku lagi dengan sangat memohon.
“don’t be close.. im so upset, I don’t know what to do..” ucapnya lemas.
“you just need believe in me. And kiss me now” balas ku sambil berdiri di depannya.
Dia mendorong ku, “get out here.. aku mau menenangkan diri ku dulu.” Ucap nya dan terduduk bersandar di dinding.
“Kate.. can you just believe me? Im your boyfriend. I’ll be honest to you. Im not lying, and im not liar. So that’s easy to believe in me. Kate please..” ucap ku sambil jongkok di depannya dan memandang wajahnya.
“just leave me please..” ucapnya datar.
Aku terdiam.
Aku menyerah untuk meyakinkan Kate, dia masih emosi, akan ku tinggalkan dia sebentar, jika dia sudah baikan, akan ku bujuk kembali dia.
“well.. okay. Jika itu mau mu. Kau tak mudah untuk memaafkan, dan tak mudah untuk menerima kenyataan. Dan siapa yang pertama kali berciuman dengan lelaki lain?” sindir ku sambil berdiri kembali.
Dia menghapus air matanya, dan berdiri.
“WHAT? Jadi kau balas dendam? Kau mencium wanita lain, karena kau ingin membalas ku yang telah mencium Zach? Just you know, YOU ARE THE ONE WHO CANT FORGIVE YOUR GIRLFRIEND” emosinya melonjak lagi.
“OH! So I cant kiss other girl, but you can?” tanya ku lagi yang emosi juga.
“OW! YOU WANT KISS OTHER GIRL AGAIN? AS MUCH AS YOU WANT, YOU CAN KISS MANY GIRLS AROUND THERE! Fine!! So we just done.. leave me” ucapnya.
Aku tertegun terkejut mendengar omongan yang diucapnya.
Bukan ini yang ku maksud, bukan ini yang ku inginkan, dan bukan ini yang ku bayangkan.
“Kate, no. I wont break up with you. Im sorry for what I say. Tapi, aku hanya lelah membuat mu percaya pada ku, karena itulah yang terjadi sejujurnya. Aku melakukan itu juga karena hubungan kita kan? Supaya dia tidak mengganggu kita. Kate, believe me..” ucap ku lagi memohon.
“……” dia hanya terdiam masih menangis.
“(sigh), terserah kamu sekarang mau percaya sama aku atau ngga, asal kamu tahu, akau ngga akan melepaskan mu, aku tidak akan memutuskan mu. Kita akan menjadi pasangan selamanya. Sekarang turunkan emosi mu, aku akan bicara dengan mu nanti. Aku mau kamu relax. Aku mau kita bicara baik-baik. Talk to you later honey” ucap ku dan berjalan ke luar.
0 komentar:
Posting Komentar