(Kate POV)
hati ku hancur sekali atas perbincangan ini.
Aku juga tidak ingin putus dengannya, aku ingin selalu bersamanya.
Justin berjalan keluar.
“Justin…” panggil ku, dan langkah Justin terhenti.
“Justin, im sorry. But you know, its so hurt if I seeing the person who I loved kissing other ppl” ucap ku. Dia membalikkan badan.
“yeah I know.” Ucapnya sambil berjalan menuju ku.
“im sorry, I don’t believe in you. But that’s so stupid. Now, I believe in you. I wont let you go. So come here..” ucap ku.
Dia berjalan mendekati ku.
Tepat di hadapan ku, lelaki yang sangat ku cintai.
“im sorry..” bisiknya.
Aku menciumnya. With passionate. Long kiss. Just make me relax.
“aku tidak akan ini terjadi lagi” ucapnya di sela ciuman kami.
“ssh, don’t say anything” I said and kiss him again.
We making out. Until someone in backside door knock it.
But we still kissing eachother.
Knock again.
We don’t care.
Knock again.
Justin frustased.
“who the hell is that? So annoying” he said with lil anger.
“dant be mad. We will continue soon” ucap ku sambil membetulkan kancing kemejanya dan flirts.
“oh well, kau berhutang satu ciuman pada ku” genitnya.
Aku tersenyum sumringah sambil melangkah, untuk membukakan pintu.
Ayah ku yang megetuk pintu tadi. Dia memberitahu kami, kalau crewnya Justin akan pulang beberapa menit lagi. Jeremy dan Pattie juga.
Aku dan Justin turun untuk menemui mereka semua.
“Kate, kami pulang dulu. Get well soon. Smooch” ucap Ry Good.
“young lady, don’t forget take your medicine. God Bless you” ucap Jeremy.
“lil girl, don’t force yourself, take care. Get well soon. Pray for you” ucap Pattie dan mencium pipi ku.
“thank you all. Thanks for the praying. Hati-hati di jalan” ucap ku kepada mereka, dan mereka memasuki pintu mobil masing-masing.
Justin sedang berbicara dengan ibunya.
“mom, aku akan bermalam di rumah Kate, membantu ayahnya Kate menjaga tuan putri ku. mom pulang dengan Kenny tidak apa kan?” ucapnya.
“Justin..” sela ku. Tapi di cegahnya.
“ssh, im free tomorrow, no show, no concert, no interview.” Ucapnya lagi.
“well, okay. Take care Justin, Kate you too” ucap Pattie sambil mencium pipi Justin. Justin mencium balik ibunya.
Pattie naik mobil. Dan mereka semua jalan.
Suasana sepi kembali.
“dimana yang lain?” tanya ku pada ayah.
“oh, teman-teman mu sudah pulang lebih awal. Mereka perlu membuat PR mereka katanya. Dan Mrs. Patricia menitipkan ku ini..” ucap ayah, sambil memberikan file yang di titipkan Mrs. Patricia.
“whats that?” tanya Justin dengan suara beratnya.
“ku tebak, tugas ku dan catatan pelajaran selama ku absent. Hehe” jawab ku sambil membuka file itu.
Dan ternyata benar.
“haha, biar nanti ku Bantu. Kau punya pacar yang pintar Kate. Haha” canda Justin, sambil membawakan file ku, dan merangkul ku ke dalam rumah.
“well, Justin, temani Kate ya. Saya tidur duluan, capek sekali hari ini. Banyak anak muda yang belajar mengendarai mobil mereka. Good night” ucap ayah dan mengusap pipi ku.
“wait sir. I want tell you something” ucap Justin.
Ayah ku berhenti, aku terheran dan memandangi Justin dengan wajah penuh tanya. Apa yang dia ingin bicarakan?
“what do you want tell to me?” tanya ayah ku.
“hem, ehm, umm, I wanna say, if I really loving your daughter. Aku sudah janji pada Kate, sewaktu kami ada di ambulance. Aku berjanji kalau aku akan katakan pada anda kalau saya sangat-sangat menyayangi anak anda, saya akan melindungi anak anda apapun yang terjadi” ucapnya, Justin agak nervous. Setelah berbicara seperti itu, dia menundukan kepalanya.
I saw he was sweating.
I smile. He’s gentle man.
Ayah ku terlihat bingung.
“okay sir, hanya itu yang mau ku katakan, sekarang anda bisa tidur.” Sambung Justin.
Ayah berjalan mendekati Justin, ayah memeluk Justin, pelukan antar lelaki. Dia menepuk-nepuk bahu Justin.
“ahahahaha, aku sudah berpikir kalau yang kau ingin bicarakan sesuatu yang penting” ujar ayah sambil tertawa.
“but sir, that’s important for me.” Bela Justin.
“yeah I know. But lil buddy, you still kid. Still 16 right? Aku sangat tahu sekali kalau anak muda umur 16 itu perasaannya masih labil. but appreciate it. Cintai lah Kate, seperti kau mencintai ibu mu. Aku ingin kau tidak menyakiti hatinya. Jika iya, jangan harap kau akan bertemu dengannya lagi. Hahaha, well I think, Kate loved you too. Be happy my kids” ucap ayah ku bijak.
Justin hanya terdiam.
“well, im going bed. Good night. Good night Kate” ucap ayah ku setelah berbicara pada Justin.
“(sigh)” Justin duduk di sofa dan meregangkan badannya.
Aku duduk di sampingnya.
“nervous? Haha why you do that?” tanya ku sambil memberikan kotak tissue.
“thanks..” sambil mengambil tissuenya, “cause just let you know, you so important to me. And I really love you” sambungnya.
Hanya ada aku dan Justin di ruang tengah sekarang.
Silence..
Aku pecahkan kesunyian ini. “btw, Justin, apakah mata ku membengkak? Biasanya mata ku sembab sehabis nangis.” Tanya ku sambil bercermin.
Dia mendekat.
“you still beautifull.” Bisiknya dari samping ku.
Dia merangkul ku, memeluk. Dan menyenderkan kepalanya di pundak ku.
Aku hanya tersenyum and silent..
“hey, kau masih punya hutang dengan ku. Ehem..” bisik justin “ohahahahahaha, so?” ujar ku, aku mengubah duduk ku dan menghadapkan badan ke arahnya.
Dia memeluk ku. Aku terheran.
“you are mine in the world. My lovely girl. I heart you” ucapnya di pelukkan ku.
Aku memeluknya, “I love you million times, forever..” balas ku.
Dia mengusap pipi ku, ku rangkul Justin, and now we are so close..
“tak kan ku biarkan diri ku sendiri menyakiti mu. Jika iya, aku tak akan memaafkan diri ku sendiri” ujar Justin sungguh-sungguh.
Kami bertatapan satu sama lain.
“ssh, that wont be..” ucap ku.
And here we go again, kissing in front of tv. Making out. Just Justin and me.
0 komentar:
Posting Komentar